SCOPE OF SERVICES
In-House Training
Seminar
Workshop
Class
Search This Blog
Saturday, July 4, 2009
Tuesday, June 30, 2009
Monday, June 29, 2009
Akhir-akhir ini saya sering discuss seputar masalah "LEADERSHIP" dengan beberapa teman baik dalam negeri maupun dari luar negeri dengan melalui berbagai media seperti facebook, friendster, milis bahkan chating (sorry kalau kepanjangan uraian saya, karena memang sengaja biar note ini kelihatan agak berbobot saja).
Salah satu teman sempat bertanya "Lim, apakah lu ada tonton film kolosal Sam Kok "RED CLIFF"?, yang bercerita tentang sebuah pertempuran di tebing merah yang telah memakan korban sekitar 800,000 ribu nyawa manusia. Dan nurut teman saya yang satu ini (karena dia cukup mahil dalam urusan sejarah negeri bambu itu) sebenarnya dalam sejarah Tiongkok ada beberapa kali tercatat juga pembunuhan secara massal dalam hal peperangan.Dan discuss kita malah berkembang sampai kemana-mana yang akhirnya sempat membandingkan sejarah perjuangan dari satu negara dengan negara lain. Dan mengingat dewasa ini setiap orang pada ramai-ramai mengangkat topik "LEADERSHIP", kaidah-kaidah, konsep-konsep serta berbagai teori--namun semua masih dalam konteks bagaimana para Leaders biar bisa memimpin secara effectif dan effisien dan bla...bla....bla......,dan apabila diselidiki ternyata jumlah dari orang yang dipimpin juga blm tentu lebih dari 1000 orang.......wah sebuah angka yang sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan studi kasus dari "RED CLIFF"-- nyawa 800,000 ribu nyawa selain dipimpin buat maju dimedan perang juga dipimpin bersedia korbankan jiwa dan raga mereka. Nah pertanyaan saya adalah "Leadership era ini jika dibandingkan dengan masa-masa lampau" bukankah sudah termasuk mundur????
NB : yang pasti dulu para panglima perang tdk menggunakan powerpoint buat presentasikan visi dan misi sebuah peperangan kepada para prajuritnya, namun dalam era ini para leaders menggunakan segala fasilitas dalam penyampaian sebuah konsep leadership.
yang pasti dulu mereka juga tdk menggunakan segala perlengkapan canggih seperti HT, handphone dalam sebuah komunikasi, namun begitu saat perang mulai--maka setiap prajurit sudah tahu aturan main nya.
yang pasti dulu mereka para prajurit hanya cukup makan semangkuk bubur cair plus mantau kosong saja, tdk seperti detik ini seminar "Leadership" digelar dihotel berbintang 5.
yang pasti leadership era sekarang lebih diarahkan ke unsur-unsur profit (misalnya dlm sebuah perusahaan, MLM, asuransi dan sebagainya) namun leadership jaman dulu lebih diarahkan buat urusan sebuah kemenangan dan harga diri dimana mereka harus siap mempertaruhkan nyawa mereka.
Bagaimana menurut teman-teman? atau Anda musti nonton dulu film "RED CLIFF"?
Sunday, June 28, 2009
Wednesday, May 27, 2009
Tuesday, February 24, 2009
- beli mobil seharga 1,45 M ( emosional ) kemudian isi BBM premium ( rasional ) karena pertamax plus lagi mahal.
- beli Hp sekitar 8,5 juta ( emosional ) tapi giliran mau telepon Hp CDMA yang beraksi ( rasional ) karena pulsa GSM lebih mahal jika dibandingkan dengan pulsa dari CDMA ( menurut sebagian orang )
- beli mobil sport car ( emosional ) tapi dijual lagi karena baru sadar ternyata dikompleknya banyak sekali polisi tidur ( rasional )
- beli mobil yang punya kemampuan top speed 240 km/jam ( emosional ) tapi baru nyadar ternyata Jakarta macet ( rasional )
- begitu besar keinginan buat miliki sebuah mobil ( emosional ) namun dilunasi dengan cara hutang alias cicil ( rasional )
- sekolahkan anak disekolah termahal ( emosional ) namun after pulang sekolah anaknya tetap diles-kan di tempat bimbel ( rasional )
- beli baju mahal-mahal ( emosional ) selanjutnya baru sadar susah buat nyuci sendiri ( rasional ) akhirnya bajunya jadi jarang dipakai alias masuk musium sorry maksudnya disimpan dilemari baju. Masih buaayaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali.
Sunday, February 8, 2009
Dan selain Meta Programs maka dalam NLP kita juga bisa pelajari yang namanya Eye-Accessing Cues yaitu penunjuk berdasarkan gerakan mata, dan juga Sistem Representasi yang dalam bahasa sehari-hari kurang lebih adalah panca indera manusia. Dan konon ilmu NLP sudah banyak diaplikasikan ke dalam berbagai bidang terutama dalam bidang penjualan karena bisa dipergunakan buat memahami perilaku konsumen.
Sebenarnya ilmu buat memahami perilaku/watak/karakter manusia sudah banyak sekali, antara lain: ada yang bisa menilai perilaku/watak/karakter seseorang hanya dari bentuk wajah, gaya jalan, cara bicara, tanda tangan dll. Begitu juga dalam dunia penjualan, menurut pakarnya maka bisa dikategorikan menjadi 7 tipe pembeli/konsumen berikut ini uraiannya :
1. Pembeli Apatis Jenis tipe pembeli apatis adalah jenis orang yang tidak pernah membeli apapun, dan mereka juga tidak perduli sebagus apa produk Anda, seberapa murahnya produk Anda. Karena pada dasarnya tipe pembeli ini mempunyai sifat yang pesimis dan sinis. Dan tipe pembeli apatis mewakili 5% dari pasar konsumen.
2. Pembeli Aktualisasi Diri Pembeli aktualisasi diri adalah kebalikan dari pembeli apatis, tipe pembeli ini mengetahui dengan pasti apa yang mereka butuhkan, apa manfaatnya, berapa harganya, apa yang mereka beli dan mereka segera akan mendapatkannya. Dan tipe pembeli ini juga mewakili pasar konsumen sebesar 5%.
3. Pembeli Analitis Tipe pembeli analitis ini mewakili 25% dari pasar konsumen. Tipe ini cenderung sangat detail terutama pada masalah angka, detail pada spesifikasi dari produk yang Anda jual. Dan biasanya tipe ini juga menekuni bidang usaha/pekerjaan dibidang akuntan, insinyur, bankir atau apapun yang berkaitan dengan angka. Sebagai seorang tenaga penjual maka saat Anda sedang menghadapi calon pembeli tipe analitis maka yang perlu segera Anda presentasikan adalah hal-hal yang bersifat spesifik dari produk/jasa Anda misalnya seperti : cara kerja produk/jasa, harganya, manfaatnya, pelayanan sesudah pembelian, dll.
4. Pembeli Penghubung Tipe pembeli penghubung cenderung tidak terlalu antusias. Dan arah komunikasi dengan tipe pembeli ini harus sabar dan pelan-pelan dalam membangun hubungan. Tipe pembeli ini sangat tergantung dan memperhatikan pandangan, pendapat orang lain dalam penggambilan sebuah keputusan pembelian sebuah produk. Kadang-kadang mereka sangat perlukan pendapat dan saran tentang produk yang akan mereka beli baik itu dari pihak keluarga, kolega, teman. Dan tipe pembeli ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen. Sebagai seorang tenaga penjual jika Anda sedang berhadapan dengan tipe pembeli penghubung maka tugas Anda adalah segeralah menyakinkan mereka mengenai produk Anda dengan cara menunjukkan siapa saja yang telah membeli dan memakai produk Anda. Pembeli penghubung biasanya berprofesi seperti guru, pengawai adminitrasi, dokter, perawat.
5. Pembeli Penyetir Tipe ini sangat fokus pada hasil, mereka akan “to the point” dan tanpa basa-basi, mereka tidak suka membina hubungan dengan Anda, karena mereka hanya perduli apa yang bisa produk/jasa Anda lakukan bagi mereka. Maka berfokuslah pada saat presentasi dengan menampilkan keunggulan-keunggulan dari produk/jasa Anda. Dan tipe pembeli ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen. Mereka biasanya berprofesi sebagai seorang manajer, eksekutif, kepala cabang.
6. Pembeli Yang Senang Bersosialisasi Tipe pembeli ini sangat ramah, cepat akrab, mudah bergaul dan Anda tidak akan menemukan kesulitan buat membangun hubungan dengan mereka. Tipe pembeli ini sangat cepat setuju dengan Anda tanpa memperhatikan apa kelebihan dari produk/jasa Anda, namun bisa saja sesudah beberapa hari sebelum/sesudah pembelian maka mereka bisa saja sudah lupa semuanya mengenai topik pembahasan dengan Anda. Dan tipe ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen.
7. Pembeli Impulsif Tipe pembeli ini bisa dikatakan sangat terdorong emosional dalam memiliki sesuatu, misalnya jika ada peluncuran produk/jasa baru seperti mobil, jam tangan, hp, baju maka merekalah yang merupakan orang pertama yang selalu siap buat mencobanya. Dan tipe ini mewakili sekitar 5%-10% dari pasar konsumen.
8. Pembeli Informatif Menurut pengamatan penulis, maka masih ada 1 tipe pembeli yang bisa dikategorikan sebagai tipe informatif. Tipe pembeli ini sangat seleksi sekali terhadap produk/jasa yang akan mereka beli. Biasanya tipe ini akan mencari tahu mengenai produk/jasa yang akan mereka beli melalui sejumlah informasi seperti internet, nanya pada pakarnya, nanya kepada mereka yang sudah pernah menggunakannya. Jika Anda sedang berha dapan dengan tipe pembeli informatif maka tugas Anda adalah lakukan presentasi secara profesional, jelas, singkat. Biasanya tipe informatif ini rasa loyalitasnya sangat tinggi sekali dan mereka akan beli dari Anda serta bersedia rekomendasikan produk/jasa Anda. Tapi jangan sampai mereka sempat kecewa maka yang akan Anda peroleh adalah sebalik.
Nah sebagai seorang tenaga penjual ( sales person ) maka semuanya kembali lagi pada diri Anda sendiri dalam mengambil sebuah pilihan yaitu ilmu mana yang nurut Anda bisa dipraktekkan, apakah Personality Plus ? Meta Programs ? atau macam-macam tipe pembeli ? 100% terserah Anda.
Wednesday, January 14, 2009
Pada kesempatan ini saya tidak akan menggupas definisi dari "Kata demi Kata" ( seperti kuis kata berkait saja ) karena saya bukan pakarnya, tapi saya akan coba melihat/coba memahami dari sisi "MAKNA" serta ''MANFAAT" yang diberikan.
Karena kalau permainan Anda ganti maka secara otomatis aturan mainnya juga ikut berganti. Nah istilah kata "Coach" dalam dunia Marketing, Bisnis, Management kurang lebih memberikan/memainkan/memerankan fungsi yang sama, yakni sebagai seorang pelatih yang siap melatih Anda dalam memainkan permainan Anda dengan mengikuti aturan permainan itu sendiri. Dan menurut saya seorang "Coach" juga harus bisa mengajarkan/memberitahukan tentang
- Industri apa yg sedang Anda jalankan.
- Karakter dari produk/jasa Anda.
Misalnya industri Anda bisa saja di dunia Properti, MLM, Asuransi, Broker Saham, Otomotif, dan lain-lain. Dan setiap industri pasti mempunyai produk/jasa yang berbeda-beda. Dan setiap produk/jasa pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda juga, misalnya
- Industri Properti-Produk : Ruko, Rukan, Apartment, Rumah, Villa, TownHouse, dll.
- Industri Broker Saham-Produk : Reksadana, Saham, Obligasi, Option ( diluar negeri ), dll.
- Industri MLM-Produk : Kecantikan, Kesehatan, Supplement, dll.
- Industri Asuransi-Produk : Asuransi Mobil, Rumah, Jiwa, Gedung, dll.
- Industri Otomotif-Produk : Mobil MPV, SUV, Mini Car, Sport Car, Sedan, dll
Nah semua inilah yg akan mempengaruhi seorang konsumen dalam mengambil sebuah keputusan yang berhubungan dengan Pola Belanja dan Pola Konsumsi.
Part Two
Seputar pertanyaan yang mungkin sering terjadi di dunia coaching adalah sebagai berikut
- Mengapa sesudah di-coach namun hasilnya tetap tidak ada kemajuan.
- Jika coaching berhasil, namun tidak meningkatkan kinerja dan prestasi seperti yang ditargetkan.
- Betapa sulit buat atasi kelemahan orang.
- Mengapa sesudah fokus pada pokok permasalahan, namun hasilnya tetap saja tidak memuaskan. ( tidak sesuai dengan yang diharapkan )
- Kinerja/prestasi tidak bisa tahan lama.
Dan menurut saya seorang coach selain fokus pada permasalahan yang terjadi ( efek dari sebab ) maka juga harus bisa menyelidiki pada pokok akar permasalahannya ( inti dari sebab ).
Contoh saya pernah diminta buat melatih para staf dari sebuah perusahaan terutama dari segi mindset ( karena sang manajer menganggap telah terjadi semacam mental block ). Dan saya sempat ajukan beberapa pertanyaan ke manajernya, antara lain
- Kenapa Bapak ber-asumsi bahwa masalah yang terjadi ada di level para staf?
- Dan apakah benar ada kaitannya dengan masalah seputar Mindset?
- Apakah pernah dilakukan penyebaran angket? buat cari akar permasalahan yang sebenarnya ?
- Apakah permasalahan utamanya adalah SDM, bagaimana dengan produk/jasa ?
Nah, apakah sekarang Anda sudah mendapatkan gambaran sekillas mengenai apa itu coaching ? Mungkin yang jadi pertanyaan adalah
- kapan dibutuhkan
- kenapa dibutuhkan
- sampai kapan diperlukan
.....................................saya biarkan Anda yg menjawab sendiri. Nah sekarang ilmu/pendekatan/metode apa saja yg digunakan oleh seorang coach dalam proses coaching ? Saya rasa jawabannya bisa banyak sekali, antara lain mungkin bisa dari segi
- pendekatan Management
- pendekatan Leadership
- pendekatan Pemasaran & Penjualan
- pendekatan Pengembangan Diri
- pendekatan NLP
- pendekatan Psikologi
- pendekatan Bisnis
- dll atau juga bisa merupakan gabungan dari beberapa pendekatan/ilmu, tentu saja ini sangat tergantung dari permainan apa yang sedang Anda mainkan ( bisnis Anda ).
Friday, January 2, 2009
Wednesday, December 24, 2008
Salesman B : apabila pada bulan lalu bisa menjual produk "A" sebanyak 10 unit, dan pada akhir bulan ini total sales menjadi 12 unit, nah disini anehnya..........karena secara prosentase hanya terjadi peningkatan penjualan sebesar 20% saja, yakni dari 10 unit menjadi 12 unit, tapi jika ditinjau dari segi peningkatan profit penjualan : yg menang pasti salesman B karena bisa jual lbh 2 unit jika dibandingkan pada bulan lalu padahal salesman A baru menjual lebih 1 unit saja.